Rabu, 22 Februari 2012

Sakitnya Dikhianati...

Ruangan ini masih bisa melindungiku dari panasnya mentari dan dinginnya hujan. Ruangan 3 x 3,5 meter ini masih sama seperti ketika pertama aku menempatinya, empat setengah tahun yang lalu...
Memang, di beberapa bagian tembok, catnya mulai mengelupas. tapi aku masih begitu nyaman berada di dalamnya. ya setidaknya begitu sampai sesuatu terjadi tanggal 6 februari lalu.

Selama ini, selama empat setengah tahun aku tinggal di kamar itu, tak pernah sekalipun terlintas di benakku bahwa akan ada 'tamu tak diundang' yang masuk ke dalam kamarku. Aku selalu percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku selalu percaya bahwa kamar ini akan melindungi aku dan semua yang ku punya dari pihak luar. Aku selalu percaya bahwa pintu yang tak pernah lupa ku kunci akan menjad gerbang terakhir antara aku dan pihak luar. Dan aku selalu percaya bahwa tak akan ada orang lain yang bisa membuka kunci pintu itu, selain aku. Ya, setidaknya memang begitu sampai sesuatu terjadi tanggal 6 februari lalu...

Hari itu, 6 februari 2012 aku datang ke Jogja seperti biasanya. Tak ada yang aneh. Aku pun sama sekali tidak merasakan perasaan lain. Semuanya biasa saja...
Pukul 11.00 aku tiba di kamar itu. Sejenak beristirahat dan menunggu sampai waktu zuhur lewat. Selepas dzuhur, sekitar pukul 13.30 aku meninggalkan kamar itu. Aku pastikan, aku tak lupa mengunci pintunya. Aku pergi ke Jogja Pesta Buku di gedung Mandala Bhakti Wanitatama. Cukup lama aku 'jalan-jalan' di sana. Sampai akhirnya lelah dan pulang ke kos sekitar pukul 16.30. Sekali lagi, tak ada perasaan janggal sedikitpun. Semuanya terasa biasa saja...
Aku melewati gerbang kos, menaruh motorku di tempat parkir kos, berjalan santai ke kamarku dan....

Pintu kamar kos ku dalam keadaan terbuka!
Seketika aku panik. Aku yakin sesuatu yang buruk telah terjadi. Dan benar saja, ketika ku buka pintu itu laptop dan charger-nya yang kuletakkan di lantai sudah raib! Kupikir, laptop hilang, ya sudahlah.
Tapi, ehm... SKRIPSIKU??????
Aku Lemas!

Entah kenapa semua tuduhan dari teman, keluarga, atau siapapun yang mendengar kisahku ini tertuju pada 'orang dalam'. Entahlah... aku tak bisa menuduh siapapun. Aku tak punya bukti. Setidaknya aku masih bisa bersyukur karena soft file skripsiku masih ada di komputer rumah. Alhamdulillah...

Masalahnya sekarang adalah... aku mulai merasa tidak nyaman dengan kamar kos ini. Aku merasa sakit hati. aku merasa dikhianati. Mungkin terdengar konyol, tapi entah kenapa aku merasa begitu. Atau inikah isyarat bahwa aku sebaiknya mencari 'kamar baru'??? Mungkin...

karena setiap awal pasti ada akhirnya...

"...andaikanlah kau sedang dalam sebuah perjalanan, pada suatu saat kalian berada pada jalan yang sama, saling menyapa dan berbincang sesaat hingga kemudian tiba pada sebuah persimpangan. Bersimpang jalan itu, menuju arah yang berbeda. Maka berpisahlah kalian untuk meneruskan perjalanan masing-masing karena sejak semula kalian telah memiliki tujuan yang berbeda, tanpa perlu mengubah tujuan awal karena ada yang telah menunggu kalian pada setiap tujuan itu..."

(Garis Perempuan, Sanie B. Kuncoro:336)

Terbiasa Sendiri

aku terbiasa sendiri
bersahabat dengan kesepian
kadang, ditemani kesenyapan
tapi aku bahagia
setidaknya, tak perlu merepotkan orang lain
untuk sekadar temaniku menikmati kebosanan

aku terbiasa sendiri
dengan rangkaian kata yang tak terucap
dengan alunan tangis yang tak terdengar
dengan senyum yang menjadi topengku
dan paparan kebahagiaan semu

aku terbiasa sendiri,
bukan berarti aku bisa hidup sendiri
aku menikmati kebosanan,
bukan berarti selamanya aku hidup didalamnya
dan aku diam,
bukan berarti aku tak bicara...

Benda dan Bayangan

Aku pernah merelakan diri menjadi bayangan dari sebuah benda
Mungkin terlihat bodoh, tapi aku begitu menikmatinya
Aku, sang bayangan, selalu ada di dekat benda itu.
Mengikutinya kemanapun benda itu pergi.
Aku rela dianggap tak ada,
karena aku hanya sepotong bayangan

saat itu, hidupku terasa menyenangkan
aku merasa begitu dekat dengan benda itu
menyayanginya, memahaminya
mencoba melengkapi hidupnya
kupikir benda itu juga merasakan hal yang sama

tapi ternyata tidak!

Benda itu, mulai sering meninggalkanku sendiri
Rupanya, ia telah mendapat bayangan lain yang lebih indah
Mungkin lebih berwarna dibandingku
Entahlah, aku tak tahu.

Yang pasti, benda itu kini terlihat sangat bahagia.
Bahkan mungkin bayangan baru itu akan menemani sang benda selama-lamanya
Benda dan bayangan itu, selalu tampak serasi.
Bahkan lebih lengket daripada lem dan perangko.

Benda telah berubah.
Tapi aku  tetaplah sang bayangan
Yang kini bisa saja muncul
Tanpa harus ada benda yang menjadi wujud nyataku...

Balada Anak Kuliah

Mau kuliah, awalnya susah
Harus ikut ujian, sampai berdarah-darah
Tahun-tahun pertama, terasa mudah
Maklum, masih semangat dan bergairah

Sampai di semester tengah
Kadang rasanya mau muntah
Otak mulai kehilangan arah
IP jelek, hanya bisa pasrah, ya sudahlah...

Semakin lama, semakin parah
Mau lulus, ternyata juga susah
Perlu perjuangan, yang berdarah-darah
Tapi kita gak boleh lemah

Gak terasa, umur bertambah
Mulai ditanya, kapan lulus kuliah?
Atau, kapan nikah?
Aaaahhhh....

Aku tau ini semua ga mudah
Tapi belum saatnya kita menyerah
Di akhir masa kuliah
Kita ukir kenangan terindah...

Semangat, cah!!!