Selasa, 01 Mei 2018

Hello Malang!


Ini adalah sebuah catatan perjalanan. Udah lima bulan yang lalu sih, mungkin sudah expired tapi tetep aku tulis aja. Setidaknya bisa jadi pengingat disaat nanti aku mulai lupa.

Berawal dari tawaran Ibu buat nemenin Ibu trip ke Malang sama temen-temen SMAnya. Whaaatt? Jalan-jalan sama om-om dan tante-tante? Oh nooo... pliss deh pasti membosankan banget. Tapi setelah dipiki-pikir, boleh juga tawaran ini. Secara aku udah kenal sama beberapa temen Ibu yang sempet nginep di rumah pas reunian tahun lalu. Mereka orangnya asik banget dan gokil abis! Jadi aku putusin buat ikut aja ke Malang. Lumayan kan bisa jalan-jalan wkwkwkw...

Jadi ternyata yang ngadain trip ini bukan temen ibu satu angkatan, tapi cuma beberapa orang aja. Mereka menamai grup mereka “D’KOPLAK”. Yaaahh... u know lah kenapa dinamain itu, karena emang mereka semua.... koplak! Hahaha...

Memanfaatkan libur Maulid Nabi Muhammad SAW  tanggal 1 Desember 2017, rombongan D’Koplak liburan ke Malang dengan destinasi wisata utama ke Gunung Bromo. Selebihnya sih ya kita wisata di seputaran kota Batu dan kota Malang. Nah rombongan D’Koplak berangkat bareng dari stasiun Pasar Senen karena mereka  memang tinggal di wilayah Jabodetabek. Mereka berangkat tanggal 29 November 2017 dan sampai di Malang tanggal 30 November 2017. Mereka sempat mengunjungi Gunung Banyak, Air Terjun Coban Talun, dan Batu Night Spectacular (BNS). Lalu mereka bermalam di salah satu homestay di kota Batu. Sementara mereka mulai menginap, malam itu tanggal 30 November 2017, aku dan ibu baru mulai perjalanan dari Jogja ke Malang naik kereta Malioboro Ekspress. Aku dan ibu sampai di Stasiun Malang tanggal 1 Desember 2017 sekitar pukul 04.00. Kami dijemput oleh salah satu teman ibu yang bernama Om Mulyadi (Tengkyu om udah jemput kami di stasiun sementara teman ibu yang lain masih terlelap :D). Setelah dijemput, kami langsung otw ke homestay buat bergabung dengan rombongan D’Koplak.



Trip hari kedua (buat D’koplak) dan trip hari pertama buat saya dan ibu, ada dua lokasi yang akan dikunjungi. Lokasi yang pertama adalah Eco Green Park. Lokasinya super duper deket banget dari homestay, cuma lima menit naik mobil. Kami punya waktu sekitar 2-3 jam untuk jalan-jalan di lokasi Eco Green Park. Isinya apa sih Eco Green Park itu? Googling aja yaahh :D. Sempat hujan juga jadi beberapa kali kami harus berteduh. Kebetulan hari itu hari Jumat. Sambil menunggu om-om pada Sholat Jumat, para tante sibuk belanja, ada juga yang sibuk nggosip di dalam mobil. Hahaha... 




Setelah itu, kami makan siang lalu menuju Museum Angkut. Ada waktu 3 jam untuk keliling Museum Angkut yang luasnya minta ampun. Jelas aja 3 jam gak cukup. Jadi banyak spot-spot yang terlewati gitu aja tanpa sempet di-explore lebih jauh. Hampir magrib ketika kami meninggalkan kota Batu menuju ke daerah Tumpang. Aku sempet ngerasa gimanaaaa gitu denger daerah Tumpang. Jadi inget rombongan Genta CS dari Novel 5 CM yang mau naik ke puncak Mahameru :D


Kami sampai di homestay di Tumpang sekitar pukul 7 malam. Makan malam, bersih-bersih, kemudian persiapan tidur karena nanti jam 02.30 kami harus sudah otw ke Pananjakan kalo gak mau ketinggalan sunrise.

Hari ke dua kami di Malang diawali dengan drama. Badan lelah perjalanan semalam di kereta, plus seharian jalan-jalan di Eco Green Park dan Museum Angkut, ditambah hawa dingin 17 derajat celcius membuat aku dan ibu tidur lelap sekali. Sampai2 kami kesiangan dan hampir ketinggalan rombongan. Untungnya salah satu teman ibu ada yang ngeh bahwa aku dan ibu belum bergabung sama rombongan (tengkyu Om Bucay!). Hanya 15 menit aku dan ibu siap2 ke Pananjakan. Cuci muka, gosok gigi, ganti baju, pake jaket dobel, topi, scarf, bahkan pakai kaos kaki dan sepatu aja di dalam jeep. Dua jeep jalan duluan. Jeep ketiga nungguin aku sama ibu, hehehe. Akhirnya jeep ketiga lumayan lega karena cuma diisi 5 orang: supirnya, mas Bacheng (si tour guide yang sampe sekarang aku gak tau nama aslinya wkwkwk), Om Bucay, Ibu, dan aku.

Dini hari itu aku bener-bener ngerasain perjalanan yang luar biasa! Medan berkelok, naik turun, goyangan di dalam jeep bener-bener aduhai, dan perutkupun ikut bergolak. Udah ditahan-tahan tetep gak bisa. Maaf semuanya.... aku huweeekkk,,, dua kali! -_-. Sampai di penanjakan kami bergabung dengan rombongan 2 jeep sebelumnya. Perjalanan jalan kaki mendaki bukit pun dimulai. Alamak! Senter ketinggalan pula di homestay gara-gara keburu-buru. Yaudahlah pake senter HP aja. Gak tau kenapa ya... aku merasa perjalanan ini romantis banget. Dini hari mendaki bukit buat liat sunrise dengan penerangan terbatas, hawa dingin, hening, suara daun-daun bergesekan ketiup angin, hmmm... andai aja sama orang yang tepat :D



Hari makin pagi, langit mulai terlihat semburat warna jingga. Hmmm... sayangnya hari itu langit agak mendung, jadi gak bisa lihat sunrise nya. Tapi tetep happy kok. Gak lupa foto-foto dan boomerang-an di sabana yang indah banget. Turun dari bukit Penanjakan, kami naik jeep lagi menuju lautan pasir dan Gunung Batok. Jalan kembali berkelok, naik turun, tapi kebanyakan turunnya. Ternyata itu jalan yang sama dengan yang tadi kami lewati. Cuma bedanya tadi masih gelap jadi gak keliatan apa-apa. Dan ternyata pemandangannya indaaaahhh bangeeettt... Subhanallah Alhamdulillah dikasih kesempatan menikmati pemandangan seindah ini. Rombongan berkumpul lagi di lautan pasir. Kami foto-foto dan boomerang-an lagi. Mas Bacheng nawarin kalo ada yang mau liat kawah gunung Batok bisa jalan kaki, naik ojek, atau naik kuda. Rata-rata kami menolaknya karena badan sudah terlalu lelah. Jadi kami hanya menikmati keramaian di sekitar gunung Batok sambil ngobrol, makan bakso, minum teh, dan... antri pipis -_- (semoga toiletnya ditambah).




Perjalanan pulang ke homestay melewati bukit teletubbies. Kami sempat berhenti dan foto-foto juga. Sampai di homestay sekitar pukul 10 siang. Kami mandi, makan pagi dan siang, dan beres-beres bawaan karena jam 1 harus check out dari homestay. Bye Tumpang!

Perjalanan lumayan lancar, alhamdulillah gak macet walaupun lagi weekend. Sampailah kami di Stasiun Malang sekitar jam 2. Kami berpisah dengan rombongan D’Koplak. Kami naik kereta jam 4, sementara mereka naik kereta jam 8 malam. Jadi mereka masih ada satu destinasi wisata lagi yaitu ke Kampung Warna-Warni. Sambil menunggu kereta jam 4, aku dan ibu bete juga kalo cuma nunggu di stasiun. Akhirnya aku dan ibu memutuskan untuk makan sekalian nyobain bakso yang katanya lagi hits banget, yaitu Bakso President. Untungnya lokasinya gak terlalu jauh dari stasiun, naik Go-car pun cuma sepuluh ribu. Sumpah bakso bakarnya ueenaaaakkk bangeeettt!


Sampai di stasiun jam setengah 4. Kami masuk ke kereta Malabar dan gak lama kemudian kereta berangkat. Bye Malang, see you when I see you!

Ps: Alhamdulillah kalimat terakhir di postingan ini sudah terwujud