Jumat, 27 Januari 2017

Sebuah Reuni

Lama tak bersua,
Wajar jika rasanya tak ingin berhenti bertegur sapa, meski hanya lewat dunia maya.

Pertanyaan-pertanyaan yang sama berkutat pada; kerja dimana?~ sudah nikah belum? ~anaknya sudah berapa? ~sekarang tinggal dimana? ~ rasanya hampir pasti ditanyakan ke semua anggota grup ini.

Mengenang masa-masa sekolah dulu dimulai dari guru favorit ~ guru killer ~ saling mengejek nama orang tua ~ bahkan sampai aib-aib yang baru terbongkar ketika sudah sama-sama dewasa.

Meminta maaf dan saling memaafkan atas segala kekhilafan yang dilakukan semasa sekolah dulu, dan mengenang seorang kawan yang telah lebih dulu berpulang.

Ada kalanya celetukan-celetukan itu membuat tertawa lepas, meski kadang ada juga yang membuat suasana tidak nyaman, setidaknya buat aku pribadi. Tapi bukankah perbedaan sudut pandang adalah hal yang wajar.

Kalau gak suka, lebih baik menghindar dan gak perlu banyak komentar. Rasanya itu pilihan yang paling aman. Sekadar pengingat untuk diri sendiri, berbicara bukan hanya karena hal itu benar, tapi juga bermanfaat bagi orang lain.

Karena, bukankah tidak ada manusia yang benar-benar cocok dengan sesamanya? yang ada hanyalah mereka yang saling menahan ego demi terjalinnya hubungan yang membahagiakan. 

Dan pertanyaannya adalah, "Apa kamu merasa bahagia, Desti?"