Ini
adalah sebuah catatan perjalanan. Udah lima bulan yang lalu sih, mungkin sudah expired tapi tetep aku tulis aja.
Setidaknya bisa jadi pengingat disaat nanti aku mulai lupa.
Berawal
dari tawaran Ibu buat nemenin Ibu trip ke Malang sama temen-temen SMAnya.
Whaaatt? Jalan-jalan sama om-om dan tante-tante? Oh nooo... pliss deh pasti
membosankan banget. Tapi setelah dipiki-pikir, boleh juga tawaran ini. Secara
aku udah kenal sama beberapa temen Ibu yang sempet nginep di rumah pas reunian
tahun lalu. Mereka orangnya asik banget dan gokil abis! Jadi aku putusin buat
ikut aja ke Malang. Lumayan kan bisa jalan-jalan wkwkwkw...
Jadi
ternyata yang ngadain trip ini bukan temen ibu satu angkatan, tapi cuma
beberapa orang aja. Mereka menamai grup mereka “D’KOPLAK”. Yaaahh... u know lah
kenapa dinamain itu, karena emang mereka semua.... koplak! Hahaha...
Memanfaatkan
libur Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 1
Desember 2017, rombongan D’Koplak liburan ke Malang dengan destinasi wisata
utama ke Gunung Bromo. Selebihnya sih ya kita wisata di seputaran kota Batu dan
kota Malang. Nah rombongan D’Koplak berangkat bareng dari stasiun Pasar Senen
karena mereka memang tinggal di wilayah
Jabodetabek. Mereka berangkat tanggal 29 November 2017 dan sampai di Malang
tanggal 30 November 2017. Mereka sempat mengunjungi Gunung Banyak, Air Terjun
Coban Talun, dan Batu Night Spectacular (BNS). Lalu mereka bermalam di salah
satu homestay di kota Batu. Sementara mereka mulai menginap, malam itu tanggal
30 November 2017, aku dan ibu baru mulai perjalanan dari Jogja ke Malang naik
kereta Malioboro Ekspress. Aku dan ibu sampai di Stasiun Malang tanggal 1
Desember 2017 sekitar pukul 04.00. Kami dijemput oleh salah satu teman ibu yang
bernama Om Mulyadi (Tengkyu om udah jemput kami di stasiun sementara teman ibu
yang lain masih terlelap :D). Setelah dijemput, kami langsung otw ke homestay
buat bergabung dengan rombongan D’Koplak.
Trip
hari kedua (buat D’koplak) dan trip hari pertama buat saya dan ibu, ada dua
lokasi yang akan dikunjungi. Lokasi yang pertama adalah Eco Green Park.
Lokasinya super duper deket banget dari homestay, cuma lima menit naik mobil. Kami
punya waktu sekitar 2-3 jam untuk jalan-jalan di lokasi Eco Green Park. Isinya
apa sih Eco Green Park itu? Googling aja yaahh :D. Sempat hujan juga jadi
beberapa kali kami harus berteduh. Kebetulan hari itu hari Jumat. Sambil menunggu
om-om pada Sholat Jumat, para tante sibuk belanja, ada juga yang sibuk nggosip
di dalam mobil. Hahaha...
Setelah
itu, kami makan siang lalu menuju Museum Angkut. Ada waktu 3 jam untuk keliling
Museum Angkut yang luasnya minta ampun. Jelas aja 3 jam gak cukup. Jadi banyak
spot-spot yang terlewati gitu aja tanpa sempet di-explore lebih jauh. Hampir magrib
ketika kami meninggalkan kota Batu menuju ke daerah Tumpang. Aku sempet ngerasa
gimanaaaa gitu denger daerah Tumpang. Jadi inget rombongan Genta CS dari Novel
5 CM yang mau naik ke puncak Mahameru :D
Kami
sampai di homestay di Tumpang sekitar pukul 7 malam. Makan malam,
bersih-bersih, kemudian persiapan tidur karena nanti jam 02.30 kami harus sudah
otw ke Pananjakan kalo gak mau ketinggalan sunrise.
Hari
ke dua kami di Malang diawali dengan drama. Badan lelah perjalanan semalam di
kereta, plus seharian jalan-jalan di Eco Green Park dan Museum Angkut, ditambah
hawa dingin 17 derajat celcius membuat aku dan ibu tidur lelap sekali. Sampai2
kami kesiangan dan hampir ketinggalan rombongan. Untungnya salah satu teman ibu
ada yang ngeh bahwa aku dan ibu belum
bergabung sama rombongan (tengkyu Om Bucay!). Hanya 15 menit aku dan ibu siap2
ke Pananjakan. Cuci muka, gosok gigi, ganti baju, pake jaket dobel, topi,
scarf, bahkan pakai kaos kaki dan sepatu aja di dalam jeep. Dua jeep jalan
duluan. Jeep ketiga nungguin aku sama ibu, hehehe. Akhirnya jeep ketiga lumayan
lega karena cuma diisi 5 orang: supirnya, mas Bacheng (si tour guide yang sampe
sekarang aku gak tau nama aslinya wkwkwk), Om Bucay, Ibu, dan aku.
Dini
hari itu aku bener-bener ngerasain perjalanan yang luar biasa! Medan berkelok,
naik turun, goyangan di dalam jeep bener-bener aduhai, dan perutkupun ikut
bergolak. Udah ditahan-tahan tetep gak bisa. Maaf semuanya.... aku huweeekkk,,,
dua kali! -_-. Sampai di penanjakan kami bergabung dengan rombongan 2 jeep
sebelumnya. Perjalanan jalan kaki mendaki bukit pun dimulai. Alamak! Senter ketinggalan
pula di homestay gara-gara keburu-buru. Yaudahlah pake senter HP aja. Gak tau
kenapa ya... aku merasa perjalanan ini romantis banget. Dini hari mendaki bukit
buat liat sunrise dengan penerangan terbatas, hawa dingin, hening, suara
daun-daun bergesekan ketiup angin, hmmm... andai aja sama orang yang tepat :D
Hari
makin pagi, langit mulai terlihat semburat warna jingga. Hmmm... sayangnya hari
itu langit agak mendung, jadi gak bisa lihat sunrise nya. Tapi tetep happy kok.
Gak lupa foto-foto dan boomerang-an di sabana yang indah banget. Turun dari
bukit Penanjakan, kami naik jeep lagi menuju lautan pasir dan Gunung Batok. Jalan
kembali berkelok, naik turun, tapi kebanyakan turunnya. Ternyata itu jalan yang
sama dengan yang tadi kami lewati. Cuma bedanya tadi masih gelap jadi gak
keliatan apa-apa. Dan ternyata pemandangannya indaaaahhh bangeeettt...
Subhanallah Alhamdulillah dikasih kesempatan menikmati pemandangan seindah ini.
Rombongan berkumpul lagi di lautan pasir. Kami foto-foto dan boomerang-an lagi.
Mas Bacheng nawarin kalo ada yang mau liat kawah gunung Batok bisa jalan kaki,
naik ojek, atau naik kuda. Rata-rata kami menolaknya karena badan sudah terlalu
lelah. Jadi kami hanya menikmati keramaian di sekitar gunung Batok sambil
ngobrol, makan bakso, minum teh, dan... antri pipis -_- (semoga toiletnya
ditambah).
Perjalanan
pulang ke homestay melewati bukit teletubbies. Kami sempat berhenti dan
foto-foto juga. Sampai di homestay sekitar pukul 10 siang. Kami mandi, makan
pagi dan siang, dan beres-beres bawaan karena jam 1 harus check out dari
homestay. Bye Tumpang!
Perjalanan
lumayan lancar, alhamdulillah gak macet walaupun lagi weekend. Sampailah kami
di Stasiun Malang sekitar jam 2. Kami berpisah dengan rombongan D’Koplak. Kami naik
kereta jam 4, sementara mereka naik kereta jam 8 malam. Jadi mereka masih ada
satu destinasi wisata lagi yaitu ke Kampung Warna-Warni. Sambil menunggu kereta
jam 4, aku dan ibu bete juga kalo cuma nunggu di stasiun. Akhirnya aku dan ibu
memutuskan untuk makan sekalian nyobain bakso yang katanya lagi hits banget,
yaitu Bakso President. Untungnya lokasinya
gak terlalu jauh dari stasiun, naik Go-car pun cuma sepuluh ribu. Sumpah bakso
bakarnya ueenaaaakkk bangeeettt!
Sampai
di stasiun jam setengah 4. Kami masuk ke kereta Malabar dan gak lama kemudian
kereta berangkat. Bye Malang, see you when I see you!
Ps:
Alhamdulillah kalimat terakhir di postingan ini sudah terwujud