DOA, hanya dibangun oleh tiga huruf yakni D, O dan A. Tampak
sederhana, tapi tidak sesederhana maknanya, apalagi pengaruhnya. Banyak
hal yang ketika kita yakini usaha dan ikhtiarnya sudah maksimal,
bahkan ada yang tinggal selangkah lagi menuju keberhasilan, tapi
ternyata hasilnya belum tentu seperti yang kita harapkan. Begitu juga
sebaliknya, ada hal-hal yang secara logika manusia tidak mungkin
terjadi, malah terjadi. Ada faktor intangible yang berperan dibalik
semua itu. Sesuatu yang tidak tampak, tapi mempengaruhi suatu
keberhasilan. Kekuatan maha dahsyat yang bisa mengubah segalanya.
Kekuatan yang hanya dimiliki oleh penguasa bumi, langit beserta isinya.
Ketika
kita ingin kekuatan itu turut mengintervensi keinginan kita tentu
harus ada komunikasi antara sang pemberi dengan yang diberi.
Komunikasi intens yang berisi kata penuh rayuan kepada sang pemilik
kekuatan untuk sudi memberikan beberapa watt saja dari dayaNya guna
menghidupkan lampu harapan yang kita inginkan. Merangkai kata-kata yang
indah, penuh pujian, santun, dan benar-benar memposisikan diri sebagai
sang peminta, bahkan kita akan memobilisasi orang untuk membantu
merayu Sang Pemilik Kekuatan, untuk mengabulkan keinginan kita.
Bukankah makin banyak yang merayu, peluang diberi akan semakin besar?
Tentu saja rayuan yang dimaksud ini adalah DOA.
DOA
adalah sebentuk harapan, bukan ketidakberdayaan. Doa akan mengubah
ketidak berdayaan menjadi sebuah kekuatan. Sesungguhnya ketika kita
berdoa kepada Sang Khalik, kita telah mendekati sumber kekuatan, dan
apa yang terbangun di dalam jiwa kita adalah sebuah harapan. Harapan
itulah yang kelak akan mendorong diri kita untuk bergerak maksimal
dalam bentuk usaha dan ikhtiar. Yang pada akhirnya ketika kehendak
manusia dan kehendak Tuhan sudah dipertemukan melalui DOA, maka pada
saat itulah kekuatan maha dahsyat akan timbul.
DOA
merupakan perjalanan kata-kata. Perjalanan dari mulut manusia, menuju
langit, yang akan segera menembus angkasa bila ada penyangga.
Penyangga tersebut tak lain tak bukan adalah amal kebaikan. Maka
barang siapa yang amal kebaikannya banyak, maka kemungkinan doanya
diterima jauh lebih besar dari pada orang yang sedikit melakukan amal
kebajikan.
DOA adalah faktor yang tidak mungkin dihilangkan dari
keberhasilan seseorang dan harusnya menyadarkan kita bahwa dibalik
keberhasilan yang kita punya selalu ada DOA dari orang-orang yang
mencintai kita. DOA orang tua yang dengan tulus dan ikhlas tanpa rasa
bosan meminta yang terbaik buat anak-anaknya. Doa kakak untuk adiknya,
doa atasan untuk bawahan, doa bawahan untuk atasan, doa guru untuk
muridnya, doa para sahabat, dan lain sebagainya. Indahnya saling
mendokan yang terkadang tanpa kita sadari turut berperan dalam
keberhasilan kita.
Jangan pernah berhenti berdoa. Ketika
DOA belum dikabulkan, tidak ada kata putus asa. setidaknya kita masih
memperoleh pahala berdoa, atau yakinlah Tuhan akan memberikannya pada
suatu saat nanti, menunggu waktu yang tepat, bahkan bisa jadi
permintanmu akan diganti dengan sesuatu yang lain yang lebih baik
bagimu, bukankah Dia Yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi makhlukNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar