Rabu, 10 Juni 2015

Kepada: Adikku

Dia baru saja menginjak usia sembilan belas tahun. Usia terakhir di tingkat belasan, karena tahun depan ia sudah akan berkepala dua. Tapi ia tetap saja seorang bocah yang (masih) lebih sering labil dan tanpa pertimbangan. Entahlah, mungkin juga dengan pertimbangan, tapi aku tak pernah bisa memahami apa yang menjadi dasar pertimbangannya dalam mengambil keputusan.

Sembilan belas tahun. Aku melihat dan menghafal setiap perkembangannya sejak ia berusia satu hari sampai hari ini dimana ia berusia sembilan belas tahun. Tapi aku juga cuma manusia yang mudah alpa. Mungkin banyak yang terlewat olehku hingga akhirnya aku tak pernah bisa memahami tiap liku jalan yang dia pilih.

Haha... dasar kau Gemini!
Dasar kau orang berelemen Udara! Labil, moody, tapi mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Fleksibel. Tak heran kalau temanmu bejibun dari semua kalangan. Banyak orang yang menyukaimu. Tapi tak semua dari mereka itu tulus. Kau masih harus banyak belajar menerima bahwa tidak semua orang benar-benar baik. Tapi tenang saja... waktu akan mengajarimu semuanya tanpa terkecuali. 

Kau udara, aku tanah. Itulah mengapa kita tak pernah sejalan. Setidaknya kita tidak pernah bisa benar-benar dekat dan memahami satu sama lain, seperti kisah-kisah menakjubkan tentang hubungan kakak beradik. Aku tak pernah mengerti jalan yang kau pilih, jalan terjal yang berliku meski mungkin dengan pemandangan yang indah. Sementara kau mungkin berpikir apa enaknya hidup sepertiku yang flat, gitu-gitu aja di zona aman nyaman. Tapi ya biarlah... masing-masing dari kita menikmati jalan yang telah dipilih. 

Tapi kau harus ingat, meski aku tak terlalu peduli jalan mana yang kau pilih, masih ada Bapak Ibu yang selalu mengkhawatirkanmu. Mengkhawatirkan anak-anaknya. Kau boleh saja menghiraukan pendapatku, tapi kau berdosa jika mengabaikan perasaan Bapak Ibu. 
Kau harus tau, dalam setiap jalan terjal yang kau pilih, mereka menahan nafas, meredam detak jantung yang menghentak, menahan pening di kening, dan merapal doa-doa untuk keselamatanmu, selalu. Meski kadang aku tak tega, tapi aku biarkan saja. Toh aku bisa apa? Mereka berhak mengkhawatirkan anak-anaknya.

Anyway... Selamat memasuki gerbang kedewasaan, berhati-hatilah dalam melangkah, bijaklah dalam mengambil keputusan. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, aamiin.
Selamat Ulang Tahun Ke 19, Dek. Panjang umur dan sehatlah selalu, jadi kebanggaan Bapak Ibu.

 

Tidak ada komentar: