Email dari salah seorang sahabat, cerita klasik yang mungkin sudah sering di dengar:
Suatu
hari seekor keledai milik seorang petani terjatuh ke dalam sumur yang sudah
tidak terpakai. Hewan itu menangis dan terdengar sangat memilukan. Sementara
itu si petani terus berpikir cara apa yang harus ia lakukan. Akhirnya si petani
memutuskan untuk menimbun sumur yang membahayakan tersebut. Lagipula, keledai
itu sudah tua, biarlah ia mati.
Kemudian
si petani beramai-ramai mengajak tetangganya untuk membantu menimbun sumur
tersebut dengan tanah. Mereka membawa sekop dan mulai menimbun sumur tersebut
dengan tanah. Ketika sadar bahwa ia akan mati tertimbun, keledai menangis
histeris. Namun beberapa saat kemudian para warga itu menjadi takjub melihat
apa yang terjadi. Keledai itu mengguncang-guncangkan punggungnya agar tanah
yang ada di punggungnya jatuh ke bawah dan dapat digunakan sebagai pijakan. Begitu
seterusnya sampai keledai itu berada di bibir sumur dan akhirnya melarikan
diri.
Kesimpulan:
Dalam kehidupan ini, terlalu banyak “tanah dan kotoran” yang menimpa kita. Cara untuk keluar dari segala macam masalah, kesedihan, dll adalah dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah yang ada, anggaplah sebagai pijakan untuk dapat melangkah lebih kuat dan lebih jauh lagi.
Dalam kehidupan ini, terlalu banyak “tanah dan kotoran” yang menimpa kita. Cara untuk keluar dari segala macam masalah, kesedihan, dll adalah dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah yang ada, anggaplah sebagai pijakan untuk dapat melangkah lebih kuat dan lebih jauh lagi.
Sumber gambar: http://fxmuchtar.multiply.com/journal/item/141/Keledai-Membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar